Faktor Penyebab Perubahan Benda
Faktor penyebab perubahan benda berikut ini kami sampaikan sebagai materi persiapan ujian kelas VI pada sekolah dasar/madrasah.
Faktor Penyebab Perubahan Benda
Perubahan pada benda ada yang merugikan dan ada pula yang menguntungkan. Benda dapat mengalami perubahan karena beberapa faktor. Diantaranya, pelapukan, perkaratan, dan pembusukan.
-
Pelapukan
Pelapukan adalah proses penghancuran bahan yang disebabkan oleh makhluk hidup atau faktor alam. Proses pelapukan membutuhkan waktu sangat lama.
Secara umum pelapukan dibagi menjadi pelapukan biologis dan pelapukan fisika/mekanik.
a. Pelapukan Biologis
Pelapukan biologis adalah pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas organisme, misal jamur, rayap, dan serangga bubuk kayu.
Contoh pelapukan biologis:
Kayu yang semula keras menjadi keropos karena dimakan rayap.
b. Pelapukan Fisika/Mekanik
Pelapukan fisika adalah pelapukan yang disebabkan oleh faktor alam, misal suhu, tekanan, angin, dan air.
Contoh pelapukan fisika :
Batuan yang terus menerus terkena air hujan dapat berlubang.
c. Pelapukan Kimia
Pelapukan ini disertai perubahan susunan zat pembentuk benda.
Contoh pelapukan kimia:
Pelapukan batuan akibat hujan asam.
Pelapukan dapat dicegah dengan cara seperti berikut.
- a. Melapisi kayu dengan cat atau pernis
Cat dan pernis menjadikan permukaan kayu menjadi lebih rapat. Air tidak dapat merembes masuk sehingga kayu tetap kering.
- b. Memilih kayu yang sudah tua
Kayu yang lebih muda lebih disukai rayap, oleh karena itu kita sebaiknya memilih kayu yang lebih tua.
- c. Pengeringan kayu basah menggunakan oven
- d. Menempatkan kayu pada tempat yang kering
Pelapukan kayu lebih cepat terjadi pada kondisi lembap. Kondisi ini membuat kayu melunak. Rayap menjadi lebih mudah memakan kayu. Akibatnya, kayu menjadi keropos dan rapuh.
2. Perkaratan
Perkaratan biasanya terjadi pada benda yang terbuat dari logam. Perkaratan merupakan proses pembentukan lapisan cokelat (kekuning-kuningan) pada permukaan logam sebagai akibat proses kimia.
Perkaratan terjadi karena logam beraksi dengan air/uap air, udara, dan zat elektrolit.
Perkaratan yang terjadi karena reaksi logam dengan oksigen dinamakan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi membentuk karat (besi oksida). Sebagian besar reaksi oksidasi terjadi di udara lembap.
Contoh peristiwa perkaratan:
Paku besi yang semula berwarna abu-abu jika dibiarkan di udara terbuka menjadi berwarna cokelat kekuningan.
Perkaratan pada logam bersifat merugikan. Logam menjadi rapuh dan rusak. Oleh karena itu, perkaratan pada logam perlu dicegah.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah perkaratan dapat dilakukan dengan:
- a. Pengecatan
Cat menutupi permukaan logam sehingga tidak terkena udara. Dengan begitu, udara tidak dapat merusak logam.
Perhatikanlah pagar-pagar besi yang ada di sekitar kalian. Tahukah kalian mengapa pagar-pagar besi itu dicat? Cat membuat pagar terlihat indah. Selain itu, cat dapat mencegah perkaratan pada pagar besi. Akan tetapi, perkaratan dapat terjadi jika cat mengelupas. Oleh karena itu, orang biasanya melakukan pengecatan ulang. Apalagi jika sudah banyak cat yang mengelupas.
- .b Melapisi dengan Plastik
Plastik merupakan bahan antikarat. Perkaratan logam dapat dicegah selama lapisan plastik tidak rusak.
- c. Melapisi dengan logam lain yang tahan karat (krom, emas, dan timah)
Timah digunakan untuk melapisi bagian dalam kaleng makanan. Bagian tersebut menjadi mengilap dan tidak mudah berkarat.
3. Pembusukan
Pembusukan umumnya terjadi pada bahan makanan, misal buah, roti, sayur, ikan, dan nasi. Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme, misal bakteri dan jamur sehingga bahan makanan menjadi rusak dan berbau.
Contoh peristiwa pembusukan:
Buah apel segar yang dibiarkan di udara terbuka selama beberapa hari akan membusuk.
Pembusukan makanan dapat kita ketahui dari tanda-tandanya. Makanan biasanya berubah warna dan berbau. Makanan juga berlendir dan lembek. Makanan busuk menjadi tidak enak dimakan.
Upaya mencegah pembusukan
- a. Pengeringan
Makanan kering lebih tahan lama daripada makanan basah. Hal ini karena mikroba lebih mudah hidup di tempat basah daripada kering. Pengeringan menyebabkan kadar air dalam makanan berkurang. Makanan menjadi tidak lembap.
- b. Pengasinan
- c. Pemanisan
Gula dan garam (pada proses pengasinan) dalam makanan dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Sehingga makanan menjadi lebih awet. Cara ini dapat kita jumpai pada berbagai jenis asinan dan manisan. Contohnya pada asinan ikan dan manisan buah.
- d. Pengasapan
Pengasapan biasanya dilakukan pada ikan. Tujuannya adalah supaya kadar air dalam ikan berkurang sehingga ikan menjadi lebih awet.
- e. Pengalengan
Pengalengan dapat mencegah masuknya mikroba ke dalam makanan. Cara pengawetan makanan dengan pengalengan banyak dimanfaatkan oleh berbagai industri makanan.
- f. Pendinginan
Pendinginan dilakukan dengan cara menyimpan makanan di dalam kulkas. Kulkas yang bersuhu dingin dimaksudkan agar mikroba tidak dapat hidup di tempat seperti ini.
Selanjutnya:
Selanjutnya, mari kita lihat sejauh mana kemampuanmu dalam memahami materi ini dengan cara mengerjakan kuis berikut ini:
Latihan Soal Faktor Penyebab Perubahan Benda
Demikianlah materi faktor penyebab perubahan benda yang dapat kami sampaikan. Apabila materi ini bermanfaat, silakan bagikan / share dengan cara mengeklik tombol media sosial di bawah (Twitter, Facebook, Google +, LinkedIn). Jika Anda suka dengan tulisan ini, silakan klik tombol suka.
Tak lupa, kami sangat mengharap komentar yang membangun terkait postingan ini.
Semoga bermanfaat.
Aamiin.
1 Tanggapan pada "Faktor Penyebab Perubahan Benda"
Berikan Komentar Anda
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Kurang pendinginan, pemanasan, pembakaran, penyubliman, pencampuran dengan benda lain