Game Ice Breaking Terbaru untuk Mengaktifkan Peserta dalam Suatu Pertemuan

Game ice breaking menjadi sesuatu yang harus Anda kuasai ketika menjadi seorang pembicara.

Bayangkan!

Ketika Anda mengikuti seminar, kemudian pembicaranya hanya bicara selama 1 jam memaparkan suatu hal dengan gaya bicara yang membosankan. Materinya pun hanya dikemas secara asal-asalan. Hanya menggunakan power point dengan banyak sekali tulisan. Tanpa melakukan jeda. Semua peserta hanya duduk tenang memperhatikan. Tak ada kegiatan selain mendengarkan kata-kata narasumber.

Kira-kira apa yang Anda rasakan?

Bandingkan dengan yang ini.

Anda mengikuti seminar. Pembicara memberikan materi dengan slide power point yang sederhana. Tidak banyak tulisan. Hanya banyak gambar dan sedikit tulisan. Sesekali, setiap pergantian slide, ia pun memberikan semacam permainan kepada peserta. Ada berupa tepuk. Ada juga yang berupa kalimat-kalimat positif. Dan hal terpentingnya, semua anggota seminar ikut aktif mengikuti apa yang diinstruksikan oleh pembicara.

Kira-kira, dari dua hal di atas tentu Anda bisa membedakan mana yang paling diminati oleh peserta suatu seminar atau rapat.

Jika Anda menjadi pembicara dalam seminar, sebaiknya Anda bisa menguasai beragam teknik mengaktifkan peserta rapat. Salah satunya adalah melalui game ice breaking.

Kali ini ini, saya akan berbagi informasi mengenai game ice breaking. Antara lain:

  • Apa itu ice breaking?
  • Mengapa harus menggunakan ice breaking?
  • Macam-macam ice breaking.
  • Contoh beragam teknik game ice breaking.

Sehingga setelah Anda mempelajari tulisan ini, Anda akan menjadi pembicara yang handal. Disukai oleh peserta pelatihan. Hingga akhirnya mampu mengkondisikan suatu program pembelajaran atau pelatihan berjalan dengan lancar, kondusif, dan efektif.

Oke mari kita bahas satu per satu.

Apa itu ice breaking dan apa itu ice breaker?

Ice breaking dibentuk dari 2 kata. Ice artinya es (beku). Breaking yang berarti memecah. Jika digabung ice breaking dapat diartikan sebagai memecah kebekuan.

Yang dimaksud kebekuan di sini adalah kebekuan pada peserta sebuah perkumpulan yang mengakibatkan peserta tersebut tidak aktif sehingga menimbulkan kebosanan.

Sedangkan ice breaker dapat diartikan sebagai pemecah kebekuan. Dalam hal ini, ice breaker dapat mengacu pada metode yang digunakan untuk melakukan ice breaking.

 

Mengapa Pembicara sebaiknya Menggunakan Ice Breaker?

Ada dua kebekuan dalam sebuah presentasi, mengajar, workshop, ceramah, maupun seminar. Yaitu :

  1. Grogi. Adalah jenis kebekuan yang dialami oleh hampir seluruh pembicara. Bahkan kadang dialami oleh pembicara yang sudah puluhan kali berbicara di depan umum.
  2. Kikuk. Adalah jenis kebekuan hubungan antara pembicara dan peserta.

Jika pembicara dapat memainkan jurus pembuka yang memikat, maka kedua kebekuan tersebut akan segera pecah.

Dengan ice breaker, grogi akan lenyap, pembicara akan semakin percaya diri, dan hubungan pembicara dan peserta pun akan menjadi lebih hangat dan terbuka.

Selanjutnya, kita tahu bahwa salah satu faktor keberhasilan sebuah pendidikan dan pelatihan antara lain adalah proses pembelajaran berjalan lancar, hubungan antar peserta akrab, dan hubungan antar peserta dengan pembicara juga terbina dengan baik. Situasi semacam ini merupakan syarat wajib agak proses pembelajaran dan pelatihan berjalan dengan kondusif dan efektif.

Tak hanya itu, keberhasilan suatu pembelajaran atau pelatihan, sebagian juga ditentukan oleh kesiapan peserta untuk memulai proses pelatihan tersebut. Oleh karena itu, peserta harus disiapkan secara fisik dan mental emosionalnya. Hal ini akan dapat dicapai apabila mereka sudah mengenal dengan baik peserta yang lainnya, dengan siapa mereka bekerja sama. Siapa sebenarnya dirinya dan siapa orang lain yang ada di luar dirinya.

Sehingga melalui ice breaking akan mampu menyiapkan peserta agar saling mempercayai satu dengan yang lainnya, memiliki sikap keterbukaan, memiliki rasa tanggung jawab, dan merasa bahwa dirinya adalah bagian integrasi dari yang lainnya. Ini semua dapat disiapkan melalui sebuah game ice breaking.

Tingkat kesiapan peserta untuk memulai proses pembelajaran atau pelatihan sangat ditentukan oleh metode ice breaking yang digunakan. Yang pada akhirnya menentukan keberhasilan suatu program pembelajaran atau pelatihan.

Macam-macam Ice Breaker

  1. Permainan (Games)
  2. Senam Otak (Brain Gym)
  3. Tepuk Tangan
  4. Bernyanyi Ceria
  5. Humor Segar
  6. Tebakan Lucu dan Kata Mutiara

Selanjutnya, kali ini saya hanya akan membahas tentang game ice breaking. Sedangkan mengenai jenis ice breaking yang lain, akan saya bahas pada tulisan yang lain.

Contoh Beragam Teknik Game Ice Breaking

Teknik ini saya bagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsinya. Antara lain:

# Game ice breaking untuk membuka pelajaran atau dimulainya suatu sesi

  1. SALAM PEMBUKA DAN TANYA KABAR

Tujuan : Mengenal lebih dekat

Prosedur :

a. Pada hal ini khusus untuk salam, silakan disesuaikan dengan keadaan peserta, jika peserta semuanya muslim, ucapkan “Assalamu ‘alaikum wr. wb.“. Jika non muslim ucapkan “Salam Sejahtera“, atau jika peserta umum, “Selamat pagi, siang, sore, atau malam“. Silakan disesuaikan dengan kebutuhan.

b. Kemudian tanyakan kabar peserta, misalnya : “Bagaimana kabar anak-anak/adik-adik hari ini?” Setelah itu peserta menjawab “Alhamdulillah, Luar Biasa, Allahu Akbar!” (Jika pesertanya muslim semua). Jika pesertanya umum, “Baik, Tetap Semangat, Luas Biasa

c. Biar ramai, bisa dibuat kesepakatan antara pembicara dengan peserta. Misalnya : Saat peserta mejawab “Alhamdulillah/Baik”(Tangan kanan ditaruh di dada, tepat di tengah), “Luar Biasa” (tangan kanan dikepal sambil diangkat disejajarkan dengan kepala), kemudian kata “Allahu Akbar” (tangan kanan dikepal dan diangkat di atas kepala).

2. OLALA – OLILI

Prosedur 1:

a. Mulailah mengatakan dengan lantang “O.. la la la..! O… li li li ..!” dan minta peserta mengikutinya.

b. Lanjutkan dengan kata “Duduknya yang rapi.” Peserta juga mengikuti kata yang sama dengan lantang.

c. Berikutnya katakan “Suara disimpan.“Juga diikuti oleh peserta.

d. Selanjutnya katakan “Ayo… siap belajar!” Kata-kata “ayo siap belajar” ini dapat diganti dengan “Ayo siap berdo’a! disesuaikan dengan kondisi.

 

Prosedur 2 :

a. Mulailah mengatakan dengan lantang “O..la la la ..! O .. li li li ..! ” dan minta peserta mengikutinya.

b. Lanjutkan dengan kata “Bola bola bola“, Peserta juga mengikuti kata yang sama dengan lantang.

c. Berikutnya katakan “Ditendang!!!” peserta katakan “GOAL

d. Katakan “Disepak“, peserta menjawab “GOAL

e. Katakan “Disundul“, peserta menjawab “GOAL

f. Katakan “Ditangkap“, peserta menjawab “HAPP!!!

 

3. SEMANGAT PAGI..!!!

Prosedur :

a. Mulailah mengatakan “Semangat Pagi..!!!” dengan suara yang lantang.

b. Peserta secara serentak menjawab “Pagi.. Pagi..Pagi.. Yes..!” (Ketika mengatakan Pagi = tangan kanan mengepal kuat lalu digerakkan maju mundur, sedangkan ketika mengatakan Yes! = tangan kanan di arahkan ke depan membentuk seperti gelombang)

c. Lakukan berulang kali sampai peserta hafal.

Keterangan : Game ice breaking semangat pagi ini dapat pula divarisasi menjadi Semangat Siang! atau Semangat Sore!, sesuaikan dengan keadaan pada saat itu.

 

4. Hai Halo

Prosedur:

a. Fasilitator memberikan instruksi berupa kesepakatan kepada peserta bahwa ketika mereka mendengar instruksi “Hai…!” di jawab dengan “Halo…!” sambil melambaikan tangan kiri.

b. Fasilitator memberikan instruksi “Hai..”

c. Fasilitator memberikan kesepakatan kedua yaitu jika peserta mendengar instruksi “Halo..!” peserta menjawab “Hai…!” sambil melambaikan tangan kanan.

d. Fasilitator pemahaman dan kekompakan peserta dengan memberi instruksi “Halo…!”

e. Biar lebih ramai dan menimbulkan gelak tawa, intruktur mengkombinasikan dengan aba aba “Hai Halo, Hai Hai Halo, Halo Halo Hai, Hai Hai Hai Halo Halo, dst.” disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kecerdasan peserta.

 

# Game ice breaking untuk mengenal diri dan mengenal orang lain

1. BAHASA TUBUH

Tujuan : Mendorong terjadinya interaksi yang intensif, membuat peserta merasa rileks, dan tidak kaku.

Waktu : 15 – 20 menit

Sarana dan prasarana: Ruangan yang cukup luas untuk peserta bisa berdiri (bisa berdiri di samping kursinya masing-masing).

Proses Kegiatan

  • Mulailah kegiatan ini dengan meminta peserta untuk berdiri melingkar atau berdiri di samping kursinya masing-masing. Pembicara meletakkan sebuah topi di kepala seorang peserta. Peserta yang dapat topi diminta untuk menceritakan sesuatu kepada peserta lain dengan menggunakan bahasa tubuh.
  • Peserta lain yang tidak mendapat topi hendaknya menirukan gerakan yang dilakukan oleh peserta yang memakai topi. Jika gerakannya tidak persis sama, maka peserta tersebut diminta untuk memakai topi berikutnya. Peserta yang memakai topi, baru bisa digantikan yang lain jika ada gerakan yang tidak bisa ditiru oleh peserta lainnya.
  • Jika dalam waktu tertentu belum juga ada gerakan lain yang tidak bisa ditirukan, maka dalam batas waktu beberapa saat (sekitar 1 menit) pembicara mencari penggantinya. Sebaiknya dipilih orang yang tidak begitu antusias.
  • Lakukan kegiatan ini sampai peserta dianggap sudah cukup cair atau rileks. Dan minta peserta menebak apa sebenarnya yang ingin diceritakan oleh peserta yang menggunakan topi tadi dengan bahasa tubuhnya. Cek kebenarannya pada yang bersangkutan.
  • Tanyakan kesiapan mereka untuk melanjutkan kegiatan ini. Juga tanyakan apa diantara mereka sudah saling mengenal.

2. KESAN PERTAMA

Tujuan : Memecah kebekuan antara peserta dan pembicara serta sesama peserta.

Waktu : 15 – 20 menit

Sarana/Prasarana : Potongan kertas sejumlah peserta (1/4 ukuran kuarto)

Proses Kegiatan:

  • Bagikan kepada masing-masing peserta potongan kertas yang telah disiapkan. Minta mereka menuliskan kesan pertama mereka terhadap seseorang (bisa peserta lain, pembicara, atau penyelenggara pelatihan).
  • Setelah semua selesai, minta mereka menuliskan kembali kesan tersebut, tapi dengan tangan sebaliknya (jika yang bersangkutan menulis dengan tangan kanan, sekarang dengan tangan kiri, begitu sebaliknya.)
  • Tanyakan perasaan mereka. Proses ke arah perubahan kebiasaan. Bahwa perubahan kebiasaan itu bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi memerlukan pengetahuan, kemampuan , dan terutama keinginan untuk merubahnya. Bagaimana dengan peserta? Sudah siapkah mengubah kebiasaan-kebiasaannya?

3. KARTU POS BERGAMBAR

Tujuan : Mengenal diri dengan lebih baik

Waktu : 25 – 30 menit.

Sarana/Prasarana : Kerta ukuran folio/kwarto sejumlah peserta, beberapa Kotak Crayon

Proses Kegiatan:

  • Bagikan selembar kertas seukuran kuarto/folio kepada peserta.
  • Minta masing-masing peserta menggambar sebuah kartu pos. Gambar tersebut tidak harus bagus, yang penting menggambarkan tentang diri peserta, misalnya tentang tempat tinggal, pekerjaan, keluarga, pendidikan, konsep hidup, kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang dimiliki. Boleh menggunakan sketsa atau lukisan. Satu kartu pos bergambar boleh menggunakan satu gambar ditambah dengan tulisan-tulisan atau terdiri dari beberapa gambar kecil dengan tulisan-tulisan. Nama peserta tidak dituliskan terlebih dahulu.
  • Setelah selesai, gambar ditumpuk pada pembicara. Tanyakan kepada peserta apakah mudah membuat kartu pos tersebut?
  • Proses ke arah pengenalan diri, terutama saat mengisi konsep hidup, kelebihan-kelebihan, kekurangan-kekurangan yang dimiliki. Kalau mudah mengisi berarti mereka sudah mengenal diri dengan baik. Kalau sulit, ini merupakan indikator bahwa peserta belum mengenal dirinya dengan baik. Kaitkan juga bahwa dengan menggambar, peserta dilatih menggunakan otak kanannya (kreativitas).
  • Gambar yang ditumpuk pada fasilitator, akan digunakan untuk simulasi mengenal orang lain dengan baik.

4. INILAH AKU

Tujuan : Mengenal diri secara lebih baik

Waktu : 30 – 45 menit

Sarana/Prasarana : Lembar kerja (ciri/sifat) sebanyak peserta

Proses Kegiatan :

  • Bagikan masing-masing  peserta lembar kerja ciri/sifat
  • Peserta diminta memilih minimal 10 (sepuluh) ciri atau sifat yang ada dalam lembar kerja dengan cara membubuhi tanda Checkmark (v) di depan ciri/sifat tersebut. Seandainya tidak ada ciri/sifat yang cocok, peserta diminta menuliskan 10 (sepuluh) ciri/sifat yang dimilikinya pada bagian bawah lembar kerja tersebut.
  • Kemudian menuju ke proses pengenalan diri. Tanyakan apakah sudah memilih atau mengisi ciri atau sifat yang ada. Kaitkan dengan pentingnya pengenalan diri secara lebih baik agar dapat meminimalisir sifat-sifat yang kurang baik dan memaksimalkan sifat-sifat yang baik.
  • Lembar kerja ciri/sifat ini selanjutnya akan digunakan dalam proses pengenalan orang lain.

Download lembar kerja di sini: https://drive.google.com/open?id=0B5q8oa8_eCLQVDVpc1Y3aVRYQUE

5. SIAPAKAH DIA

Tujuan : Peserta saling mengenal dengan lebih baik, sehingga terjadi interaksi yang intensif, komunikasi dan kerja sama yang efektif.

Waktu : 45 – 60 menit.

Sarana/Prasarana : Kartu pos bergambar yang dibuat peserta pada saat mengenal diri (ada pada pembicara)

Proses Kegiatan:

  • Mulailah kegiatan ini dengan menjelaskan apa yang akan dilakukan peserta. Peserta diminta menarik secara acak selembar kartu pos bergambar dari tumpukannya. Bagi yang mengambil kartu posnya sendiri, diminta untuk menukar dengan yang lain.
  • Kepada peserta diminta berkeliling untuk menanyakan dan menemukan siapa pemilik kartu pos bergambar tersebut. Ditekankan bahwa yang bersangkutan tidak boleh mencari kartunya sendiri, tetapi peserta diminta mencari pemilik kartu pos yang ada di tangannya. Untuk itu peserta hendaknya mencermati apa yang ada di dalam kartu pos tersebut.
  • Setelah menemukan pemilik kartu pos, serahkanlah kartu pos tersebut kepada pemiliknya. Selanjutnya mereka diminta untuk saling berkenalan dalam kelompok 5-6 orang.
  • Bagi peserta yang tidak berhasil menemukan siapa pemilik kartu pos yang ada di tangannya, maka mereka diminta untuk menyerahkan kepada pembicara. ( Hal ini nantinya diproses, apa penyebab yang bersangkutan tidak berhasil menemukan siapa pemilik kartu pos bergambar). Selanjutnya perkenalan dalam kelompok besar (kelas/ruangan)
  • Setelah kegiatan tersebut selesai dapat dilanjutkan dengan mengisi simulasi “Zip Zap” agar lebih mengingat nama-nama orang yang telah memperkenalkan diri atau dapat saja setiap peserta diminta menyebut 3 atau 4 orang teman di sebelah kiri atau sebelah kanannya.
  • Proses ke arah pentingnya saling mengenal dengan lebih baik, agar proses kerjasama kelompok menjadi efektif dan sinergis.

6. TANDA TANGAN

Tujuan : Mendorong terjadinya interaksi yang intensif, menemukan kesamaan sifat dengan peserta lain.

Waktu : 45 – 60 menit

Sarana/Prasarana : Ruangan yang cukup lebar untuk dapat berpindah atau bergerak secara leluasa.

Proses Kegiatan:

  • Minta kepada peserta untuk berkeliling menemukan dan mewawancarai orang yang sifat-sifat atau ciri-cirinya sama (berdasarkan hasil isian peserta pada lembar kerja 1)
  • Setelah bertemu dengan orang yang memiliki sifat atau ciri-ciri sama, minta yang bersangkutan untuk menandatangani lembar kerja 1. Setiap peserta diminta menemukan sebanyak mungkin tanda tangan, yang berarti bahwa yang bersangkutan memiliki teman yang sifat/cirinya sama dengan dia dalam kelompok tersebut.
  • Tidak tertutup kemungkinan, banyak orang yang memiliki sifat/ciri yang sama, sehingga satu sifat saja bisa ditandatangani oleh lebih dari satu peserta.
  • Setelah semua menemukan cukup tanda tangan, masing-masing orang memperkenalkan teman yang memiliki sifat/ciri yang sama. Hal ini dilakukan sampai semua peserta mengenal dan diperkenalkan oleh orang lain.
  • Apabila masih belum menghafal nama teman-temannya atau belum mengenal dengan baik, simulasi ini bisa dilanjutkan dengan simulasi “Zip Zap”
  • Selanjutnya proses kegiatan ini pada prinsipnya mengenal orang lain dalam kelompok, agar bisa bekerja sama secara efektif dan bahkan sinergis.

 

1 November 2017

1 Tanggapan pada "Game Ice Breaking Terbaru untuk Mengaktifkan Peserta dalam Suatu Pertemuan"

Berikan Komentar Anda

Halo Kak selamat datang! Bila ada yang mau ditanyakan bisa langsung hubungi kami ya..

Kursus Perangkat Desa