Cara Mengatasi Malas yang Mengganggu Belajar

Apakah Anda sering merasa malas untuk belajar?

Apakah Anda merasa tidak ada motivasi, semangat, atau keinginan untuk menyerap ilmu?

Apakah Anda sering menunda-nunda belajar hingga mendekati deadline atau ujian?

Jika jawaban Anda ya, maka Anda mungkin mengalami masalah yang sering dialami oleh banyak pelajar, yaitu rasa malas. Dan jika rasa malas ini tidak segera Anda atasi, bisa jadi karier dan cita-cita Anda di masa mendatang akan banyak mengalami hambatan.

Rasa malas adalah kondisi di mana seseorang tidak memiliki motivasi, semangat, atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Rasa malas bisa berdampak negatif pada prestasi, kesehatan, dan kualitas belajar seseorang. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan rasa malas dan bagaimana cara mengatasinya.

Setelah membaca keseluruhan artikel ini, mudah-mudahan nanti Anda menjadi pribadi baru yang selalu semangat dalam belajar ya. Aamiin.

Mengetahui Penyebab Rasa Malas

Rasa malas bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri.

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan rasa malas adalah:

#1. Faktor Internal Mengapa Orang Bisa Malas

Faktor internal mengapa orang malas adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang bisa mempengaruhi perilaku, sikap, atau motivasi seseorang untuk belajar atau bekerja. Faktor-faktor ini dapat berupa:

a. Kurangnya tujuan belajar

Seseorang yang tidak memiliki tujuan belajar yang jelas, spesifik, dan realistis cenderung untuk bermalas-malasan dalam belajar. Orang ini tidak tahu apa yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, dan mengapa harus mencapainya.

b. Kurangnya minat belajar

Seseorang yang tidak memiliki minat belajar terhadap materi, guru, atau metode belajar yang diberikan cenderung untuk bermalas-malasan dalam belajar. Orang ini merasa bosan, tidak tertarik, atau tidak terhubung dengan apa yang dipelajari.

c. Kurangnya tantangan belajar

Seseorang yang merasa materi belajar terlalu mudah atau terlalu sulit cenderung untuk bermalas-malasan dalam belajar. Orang ini merasa tidak ada tantangan, tidak ada kemajuan, atau tidak ada harapan dalam belajar.

d. Kurangnya manajemen waktu

Seseorang yang tidak memiliki manajemen waktu yang baik cenderung untuk bermalas-malasan dalam belajar. Orang ini tidak bisa mengatur waktu belajar dengan efektif, tidak bisa memprioritaskan tugas-tugas penting, atau tidak bisa menyeimbangkan waktu belajar dengan waktu istirahat dan bersenang-senang.

e. Kurangnya kesehatan fisik dan mental

Seseorang yang tidak memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik cenderung untuk bermalas-malasan dalam belajar. Orang ini mengalami masalah seperti lapar, mengantuk, sakit, lelah, stres, depresi, atau kecemasan yang mengganggu konsentrasi, ingatan, dan motivasi belajar.

#2. Faktor Eksternal Mengapa Orang Bisa Malas

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang bisa mempengaruhi perilaku, sikap, atau motivasi seseorang untuk belajar atau bekerja. Antara lain:

a. Kurangnya dukungan belajar

Seseorang yang tidak memiliki dukungan belajar dari orang tua, guru, teman, atau lingkungan cenderung untuk bermalas-malasan dalam belajar.

Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing dan mendukung anak-anak mereka dalam belajar. Orang tua yang tidak memberikan perhatian, penghargaan, atau bantuan kepada anak-anak mereka bisa membuat anak-anak merasa tidak dihargai dan tidak termotivasi untuk belajar. Orang tua yang terlalu menekan atau menuntut anak-anak mereka juga bisa menimbulkan stres dan ketakutan pada anak-anak

Orang yang kurang dukungan belajar ini merasa tidak ada yang peduli, tidak ada yang membantu, atau tidak ada yang menghargai usahanya dalam belajar.

b. Lingkungan belajar yang tidak kondusif

Lingkungan belajar yang bising, kotor, berantakan, atau penuh gangguan bisa mengurangi konsentrasi dan fokus dalam belajar. Orang yang belajar di lingkungan yang tidak kondusif akan merasa tidak nyaman dan mudah terganggu oleh hal-hal lain.

c. Faktor kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang tidak memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Kemiskinan bisa membatasi akses seseorang terhadap pendidikan, kesehatan, dan fasilitas yang mendukung belajar. Orang yang hidup dalam kemiskinan akan lebih fokus pada kebutuhan hidup sehari-hari daripada belajar. Kemiskinan juga bisa menimbulkan perasaan putus asa, minder, atau tidak berdaya.

d. Sistem yang membatasi kesempatan pekerjaan

Sistem yang membatasi kesempatan pekerjaan adalah sistem yang membuat seseorang sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi, minat, atau bakatnya. Sistem ini bisa disebabkan oleh persaingan yang ketat, diskriminasi, korupsi, atau nepotisme. Sistem yang membatasi kesempatan pekerjaan bisa membuat seseorang merasa tidak ada gunanya belajar karena tidak ada jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.

Jadi, rasa malas adalah sebuah akibat dari salah satu atau beberapa yang telah disebutkan di atas. Sehingga, jika sebenarnya jika Anda paham tentang permasalahannya, maka rasa malas dapat diatasi.

Akibat Rasa Malas yang Tak Kunjung Diatasi

Rasa malas yang tidak segera diatasi bisa menimbulkan berbagai akibat buruk, seperti:

a. Rendahnya prestasi belajar

Orang yang malas akan sulit untuk memahami, mengingat, atau menerapkan materi belajar yang diberikan. Orang yang malas juga akan cenderung untuk mendapatkan nilai yang buruk, gagal dalam ujian, atau tidak lulus dalam pendidikan.

b. Menurunnya kesehatan fisik dan mental

Orang yang malas akan kurang bergerak, berolahraga, atau menjaga pola makan yang sehat. Orang yang malas juga akan lebih mudah stres, depresi, atau mengalami gangguan mental lainnya.

c. Berkurangnya kualitas belajar

Orang yang malas akan kehilangan banyak peluang, pengalaman, atau pengetahuan yang bisa didapatkan dari belajar. Orang yang malas juga akan sulit untuk mengembangkan keterampilan, bakat, atau potensi yang dimilikinya.

Cara Mengatasi Malas Belajar

Untuk mengatasi rasa malas yang mengganggu belajar, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti:

a. Menetapkan tujuan belajar yang jelas, spesifik, dan realistis.

Tujuan belajar adalah arah, motivasi, dan ukuran keberhasilan dalam belajar. Tujuan belajar harus jelas, spesifik, dan realistis agar bisa dicapai dengan mudah dan memberikan kepuasan. Contoh tujuan belajar yang jelas, spesifik, dan realistis adalah: “Saya ingin mendapatkan nilai A untuk mata pelajaran matematika di semester ini dengan belajar setiap hari selama satu jam dan mengikuti les tambahan setiap minggu.”

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang menetapkan tujuan dan menggapainya, silakan kunjungi halaman ini:

https://ciptacendekia.com/dream-planner-pro/

b. Meningkatkan minat belajar terhadap materi, guru, atau metode belajar yang diberikan.

Minat belajar adalah rasa tertarik, ingin tahu, atau senang terhadap sesuatu yang dipelajari. Minat belajar bisa meningkatkan konsentrasi, ingatan, dan pemahaman dalam belajar. Minat belajar bisa ditingkatkan dengan cara: mencari tahu manfaat, relevansi, atau hubungan materi belajar dengan kehidupan nyata; mengenal lebih dekat, menghormati, atau berkomunikasi dengan guru yang mengajar; mencoba metode belajar yang berbeda, menyenangkan, atau sesuai dengan gaya belajar masing-masing.

c. Menambahkan tantangan belajar yang sesuai dengan kemampuan.

Tantangan belajar adalah tingkat kesulitan, kompleksitas, atau variasi yang ada dalam materi belajar. Tantangan belajar bisa meningkatkan kemampuan, kemajuan, dan harapan dalam belajar. Tantangan belajar harus sesuai dengan kemampuan agar tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Tantangan belajar bisa ditambahkan dengan cara: meningkatkan standar, kriteria, atau target belajar; mempelajari materi yang lebih dalam, luas, atau terkini; mencoba soal-soal yang lebih sulit, beragam, atau kreatif.

Di dalam kursus yang tersedia di website ciptacendekia.com ini, Anda akan belajar dari materi yang termudah hingga menuju paling menantang. Sehingga semangat Anda untuk belajar akan tetap terjaga selama mengakses kursus yang kami sediakan.

d. Mencari dukungan belajar dari orang tua, guru, teman, atau lingkungan.

Dukungan belajar adalah bantuan, dorongan, atau penghargaan yang diberikan oleh orang lain atau lingkungan terhadap usaha belajar seseorang. Dukungan belajar bisa meningkatkan rasa peduli, percaya diri, dan berharga dalam belajar. Dukungan belajar bisa dicari dengan cara: meminta bantuan, saran, atau masukan dari orang tua, guru, atau teman jika mengalami kesulitan dalam belajar; mengikuti kelompok belajar, komunitas, atau organisasi yang berkaitan dengan materi belajar; mencari lingkungan belajar yang nyaman, tenang, dan kondusif.

e. Menerapkan manajemen waktu yang baik.

Manajemen waktu adalah keterampilan untuk mengatur waktu belajar dengan efektif, efisien, dan seimbang. Manajemen waktu bisa meningkatkan produktivitas, kualitas, dan keseimbangan dalam belajar. Manajemen waktu bisa diterapkan dengan cara: membuat jadwal belajar yang teratur, fleksibel, dan disiplin; menentukan prioritas belajar berdasarkan tingkat penting dan mendesak; menyeimbangkan waktu belajar dengan waktu istirahat dan bersenang-senang.

f. Menjaga kesehatan fisik dan mental yang baik.

Kesehatan fisik dan mental adalah kondisi tubuh dan pikiran yang sehat, bugar, dan bahagia. Kesehatan fisik dan mental bisa meningkatkan konsentrasi, ingatan, dan motivasi belajar. Kesehatan fisik dan mental bisa dijaga dengan cara: berolahraga secara teratur, makan makanan sehat dan bergizi, tidur yang cukup dan berkualitas, menghindari kebiasaan buruk seperti merokok atau minum alkohol, mengatasi stres dengan cara yang positif seperti meditasi, berdoa, atau berbagi dengan orang lain.

Beberapa Ayat Tentang Larangan, Peringatan, Maupun Doa Terkait Kemalasan

Ada beberapa ayat dalam Alquran dan hadits yang membahas tentang malas, baik sebagai larangan, peringatan, maupun doa. Berikut adalah beberapa contohnya beserta tulisan Arabnya:

#1. Allah berfirman dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-21:

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا. إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا. وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (Q.S. Al-Ma’arij: 19-21).

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia cenderung mengeluh dan tidak bersyukur atas apa yang diberikan Allah, sehingga ia menjadi malas dan tidak berusaha untuk memperbaiki keadaannya.

#2. Rasulullah SAW bersabda:

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ

“Seseorang itu sudah cukup dikatakan sebagai pendosa jika ia menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Ahmad no.6842, dishahihkan Syu’aib Al Arnauth).

Hadits ini menegaskan bahwa malas adalah dosa besar, karena dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.

#3. Rasulullah SAW juga berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, tindihan hutang dan penindasan orang.” (HR. Bukhari no. 6369).

Doa ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan Allah dari sifat-sifat buruk yang dapat menghalangi kita untuk beramal shaleh, termasuk kemalasan.

#4. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 216:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 216).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita tidak boleh bermalas-malasan dalam menjalankan kewajiban yang Allah perintahkan, meskipun kita merasa tidak suka atau tidak mampu melakukannya. Karena Allah lebih mengetahui apa yang baik dan buruk bagi kita.

Kesimpulan

Rasa malas adalah salah satu hal yang bisa mengganggu belajar kita. Rasa malas bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri. Rasa malas juga bisa menimbulkan berbagai akibat buruk, seperti rendahnya prestasi, kesehatan, atau kualitas belajar.

Untuk mengatasi rasa malas yang mengganggu belajar, kita bisa melakukan beberapa cara, seperti menetapkan tujuan belajar yang jelas, spesifik, dan realistis, meningkatkan minat belajar terhadap materi, guru, atau metode belajar yang diberikan, menambahkan tantangan belajar yang sesuai dengan kemampuan, mencari dukungan belajar dari orang tua, guru, teman, atau lingkungan, menerapkan manajemen waktu yang baik, dan menjaga kesehatan fisik dan mental yang baik.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda yang ingin mengatasi rasa malas yang mengganggu belajar. Jangan biarkan rasa malas menghalangi Anda untuk meraih ilmu, pengetahuan, atau kecerdasan. Selamat belajar! 😊

20 November 2023

0 Tanggapan pada "Cara Mengatasi Malas yang Mengganggu Belajar"

Berikan Komentar Anda

Halo Kak selamat datang! Bila ada yang mau ditanyakan bisa langsung hubungi kami ya..

Kursus Perangkat Desa